Bangkit atau Patah
Buah karya : Sahabati Adelia Zaimatu Zakiyah (Anggota RTL Kajian dan Gerakan)
Di sebuah desa terpencil bernama desa Purjoyo, hiduplah seorang gadis cantik bernama Kembang Rasti yang hanya hidup bersama ibunya. Kembang Rasti yang kerap disapa Kembang bukan hanya namanya yang indah, akan tetapi ia merupakan sosok perempuan yang tangguh, penuh tanggung jawab dan tekun dalam belajar. Melihat kondisi fisik ibunya yang lumpuh, Kembang selalu merawat ibunya dengan tulus. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, setelah pulang sekolah Kembang selalu berjualan singkong keliling disekitar desa. Walaupun terkadang jualannya tidak habis terjual, tidak membuat Kembang merasa pesimis, melainkan jiwa semangat yang tinggi tumbuh dalam diri Kembang. Saat ini, Kembang duduk dibangku SMA kelas 3. Memiliki impian untuk kuliah tinggi dan mendapatkan beasiswa, menjadikan motivasinya untuk selalu tekun dalam belajar.
“Nduk, maafkan ibu tidak bisa seperti ibu yang lainnya, melihat kondisi ibu yang tidak memungkinkan bekerja mencari nafkah mengantikan ayahmu, ibu berpesan belajarlah dengan tekun, carilah ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi dirimu dan juga untuk orang lain, ibu hanya bisa mendoakan kamu nduk, selebihnya berusahalah gapai mimpimu dan jangan lupa terus berdoa kepada Allah” ibu menangis sambil mengusap kepala Kembang. Mendengar hal itu, Kembang memeluk erat ibunya dan langsung berpamitan untuk menuju sekolah.
Perjalanan menuju sekolah, “gubrakk “ seorang wanita lansia yang membawa singkongnya untuk dijual terjatuh dijalan. Kembang yang berjalan melihat wanita lansia tersebut, seketika berlari dan langsung menolongnya. Hal tersebut membuat wanita lansia tersebut tersentuh dengan sikap penolong yang dimiliki Kembang. Tidak lama setelah Kembang membantu mengangkat singkong yang terjatuh, tanpa disadari waktu menunjukkan pukul 08.30. Setelah menolong wanita lansia tersebut, dengan wajah cemas Kembang bergegas untuk berpamitan dengannya untuk menuju sekolah.
Sesampainya disekolah, gerbang sudah tertutup rapat oleh satpam yang bertugas. “ Bapak mohon maaf saya terlambat masuk sekolah, saya berjanji tidak akan mengulangi hal ini kembali”. Mendengar hal itu, satpam tersebut membuka gerbang dan menyampaikan pesan kepada Kembang, dengan tujuan agar ia tidak akan mengulangi hal tersebut kembali. Sesampainya di kelas, “ huu dasar penjual singkong, pasti tadi habis jualan singkong ya makanya telat, hufft penjual singkong mana bisa kuliah, biaya saja pasti tidak mampu membayar” sorak salah satu teman Kembang di kelas. Mendengar perkataan tersebut, Kembang mengalihkan perasaannya dengan sabar dan tidak ingin membalas perkataan temannya tersebut.
Saat tiba dikelas, guru menyampaikan salah satu siswa dan siswi berprestasi dan lolos eligible di sekolah yang akan mengikuti penerimaan mahasiswa baru jalur SNBP. SNBP merupakan salah satu jalur seleksi perguruan tinggi. Setelah guru menyebutkan salah satu siswi berprestasi bernama Kembang Rasti, mendengar hal itu Kembang merasa gembira dan bersyukur atas pencapaiannya. Dengan perasaan gembira, Kembang tidak sabar untuk pulang sekolah dan memberitahu kabar tersebut kepada ibunya. Salah satu teman kelas yang mendengar hal itu muncul perasaan iri dan dengki “lihat saja, pasti ga akan lolos, tidak mungkin penjual singkong bisa kuliah, mimpi kamu jangan ketinggian Kembang” sorak temannya. Kembang mengalihkan ejekan salah satu temannya tersebut, ia yakin bahwa Allah telah memberikan kesempatan yang luar biasa untuk memilih kampus impiannya melalui jalur snbp.
Sesampainya dirumah, Kembang langsung menemui ibunya untuk memberitahu kabar baik karena telah masuk salah satu siswi berprestasi di sekolah dan akan mengikuti jalur SNBP. Mendengar hal itu, ibu turut berbahagia dan memberikan selamat kepada Kembang. Akan tetapi disisi lain, ibu juga merasa cemas dengan biaya kuliah yang tidak membutuhkan jumlah sedikit. Ibu pun tersenyum dengan menutupi rasa tersebut agar Kembang tidak merasa khawatir. Beberapa bulan kemudian setelah pengumpulan berkas SNBP, tibalah pengumuman jalur penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNBP. Universitas Purnomo dan Adikayasa merupakan kedua perguruan tinggi yang telah dipilih oleh Kembang. Disertai doa dan dukungan oleh ibunya, Kembang yakin akan lolos penerimaan mahasiswa baru melalui jalur tersebut.
“Ibu…Kembang terpilih menjadi calon mahasiswa Universitas Purnomo” rasa tangis dan haru, dirasakan oleh ibu dan Kembang setelah melihat hasil surat pengumuman yang diberikan melalui staf sekolah ke alamat tempat tinggal Kembang. “Ya Allah, terima kasih engkau telah memberikan hadiah terbaik kepada putriku, namun bagaimana jika saya tidak dapat menyekolahkannya sampai lulus sarjana, kondisi saya yang lumpuh membuat saya merasa sedih, setiap harinya putriku harus berkerja paruh waktu untuk berjualan singkong dan sekolah” ucap ibu menangis didalam kamar agar Kembang tidak dapat melihatnya. Tanpa disadari air mata jatuh dipipi Kembang setelah tidak sengaja mengintip dan mendengar perkataan ibunya. Keesokan harinya, “Ibu, Kembang tidak ingin kuliah, Kembang ingin menemani ibu saja dan melanjutkan jualan singkong, biaya kuliah tidak membutuhkan biaya yang sedikit” ucap Kembang sambil menyuapi ibu. “Nduk kamu jangan berkata seperti itu, terimalah dan kamu juga harus bersyukur mendapat kesempatan untuk kuliah di perguruan tinggi impian kamu nduk” ucap ibu. Kembang menangis dan berdoa “Ya Allah, berikanlah Kembang petunjuk, Kembang ingin berkuliah untuk menggapai cita-cita, namun belum ada biaya untuk pembayaran ukt”.
Keesokan harinya, Kembang keliling desa untuk berjualan singkong, namun tidak ada satupun yang membeli singkong miliknya. Saat berjalan menuju tempat tinggalnya, Kembang bertemu dengan salah satu teman yang pernah mengejeknya, “Eh ada Kembang, singkongnya belum terjual habis ya, kasian banget kamu, inget ya penjual singkong tidak akan bisa kuliah” ucap temannya dengan mendorong Kembang. Perasaan Kembang begitu sedih atas perlakuan temannya, akan tetapi Kembang tidak ingin putus asa karena perkataan temannya tersebut, Kembang bangkit dan menunjukan semangatnya, karena ia yakin bisa berkuliah menggapai cita-citanya.
Sesampainya dirumah, Kembang mendapatkan kabar bahwa ada seleksi beasiswa program Kartu Indonesia Pintar, ia tidak putus asa untuk mengikuti beberapa persyaratan dari program beasiswa tersebut. Sambil meneteskan air mata, Kembang berdoa “Ya Allah, Kembang ingin membanggakan ibu dan ingin ibu melihat Kembang sukses menjadi sarjanawan, jika memang ini kesempatan Kembang kuliah maka mudahkanlah segalannya.
Beberapa hari kemudian, Kembang mendapatkan kabar dari Universitas Purnomo bahwa ia diterima beasiswa Program Indonesia Pintar (KIP). Sungguh betapa bahagia Kembang mendegar kabar tersebut, perasaan Bahagia juga dirasakan ibu sambil memeluk putrinya. “Nduk, kamu sudah diberi kesempatan Allah untuk kuliah, jangan sia-siakan keempatan ini, belajarlah dengan tekun dan gapai cita-citamu” ucap ibu. Mendapat kesempatan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Purnomo jurusan Ekonomi dan Bisnis, tidak Kembang siasiakan, ia berhasil memperoleh nilai memuaskan di setiap semester, sehingga ia mendapatkan beasiswa perguruan tinggi yang lainya dengan hasil ketekunan belajar. Kembang juga menunjukan minat dan bakatnya dibidang tulis, saat ini Kembang sukses menerbitkan sebuah buku berjudul Bangkit atau Patah, karena ia yakin bahwa semua orang dapat mewujudkan cita-citanya. Wanita yang tumbuh menginspirasi banyak orang dan mendapatkan beasiswa magister di luar negeri membuat Kembang bersyukur dan bahagia, bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha, gapailah cita-cita setinggi mungkin. Namun, jangan lupa walaupun sudah diatas tetapi tetap lihatlah kebawah, itu maknanya tetaplah rendah hati dan selalu meminta restu orang tua kita, karena restunya sangat penting dan terbaik untuk anak-anaknya.
Note: Cerita inspirasi yang saya
rangkai berjudul Bangkit atau Patah, semoga dapat menginspirasi pembaca.
Kembang sukses membuktikan bahwa seorang penjual singkong juga dapat berkuliah
dan menggapai mimpinya, teruslah berusaha dan berdoa bahwa tidak ada yang tidak
mungkin jika kita mau berusaha. Jangan mudah patah semangat, jika ada seseorang
yang mengejek kemampuan yang kita miliki. Teruslah kembangkan kemampuanmu dan
terus berkarya.