Buah Karya Sahabati Erika Rahmawaty
H.
Muhammad Laily Mansur atau lebih dikenal dengan Laily Mansur merupakan seorang
tokoh penting dalam Sejarah pergerakan mahasiswa Indonesia, khususnya sebagai
salah satu pendiri Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII). Beliau lahir di
Indonesia pada 6 Juni 1937, Di Desa Pembatang Benteng Alabio, Hulu Sungai
Utara, Kalimantan Selatan. Beliau merupakan putra terakhir dari tujuh bersaudara,
dari ayah yang juga merupakan ulama (tuan guru) terkenal di Alabio yang bernama
H. Mansur bin H. Seman bin Abu Kasim.
Laily
mansur dikenal sebagai ulama yang hidup sederhana atau bahkan tergolong ekonomi
lemah. Meski begitu kondisi tersebut tidak mengurangi semangatnya untuk
menuntut ilmu. Hal tersebut dibuktikan dari semangat beliau dalam menuntut ilmu
dari halaman hingga keluar daerah. Beliau pernah menempuh pendidikan di Sekolah
Rakyat yang ada dikampungnya selama enam setengah tahun. Setelah itu,
melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam Pertama (SMIP) di Alabio. Dengat dukungan
dari keluarga, masyarakat dan bekal seadanya beliau bertekat melanjutkan
pendidikannya di Semarang di Sekolah Menengah Atas bagian C (ekonomi). Selanjutnya
pada tahun 1958, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Islam di UNU
Surakarta. Saat kuliah ia juga ikut aktif dalam pembentukan organisasi Pergerakan
Mahasiswa Indonesia (PMII).
Laily
Mansur dikenal sebagai salah satu tokoh yang turut memelopori pembentukan PMII
pada tahun 1960-an. Sebagai pendiri, Laily Mansur memiliki peran penting dalam
membentuk ideologi dan arah gerakan PMII, yang didasari oleh prinsip-prinsip
keislaman dan kebangsaan. Beliau turut mendorong terciptanya gerakan
intelektual dan aktif dalam mengembangkan wawasan kebangsaan serta keislaman di
kalangan mahasiswa.
Selain
itu, beliau juga aktif dalam organisasi lainnya. Pada tahun 1960 ia menjafi
Ketua Umum Kongres I Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Umum Ikatan
Mahasiswa Nhdatul Ulama Indonesia Komda Republik Persatuan Arab di Mesir
(1965-1967). Ketua Musyawarah Pelajar Indonesia se-Timur Tengah di Kairo
(1966). Ia juga menjabat di pemerintahan selaku Ketua Bidang Kerukunan Hidup
Beragama pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantas Selatan (1985-1997). Ketua
Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kalimantan Selatan
(1986-1997). Di lingkungan Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan, Laily Mansur
adalah salah seorang Anggota Kelompok Kerja Pembangunan Pemerintah Kalimantan
Selatan (1986-1997).
Kita
dapat mencontoh semangat dan kegigihan beliau, selain itu beliau juga berhasil
mendidik keenam pura-putrinya hingga kejenjang pendidikan tinggi. Semua anaknya
berhasil menyandang gelar sarjana, semua ini adalah wujud dari pengorbanan
beliau dan semangat anak-anaknya. Namun beliau dikabarkan wafat pada usia 61
tahun di Banjarmasin.