Buah Karya Sahabat Luthfiah Nur Istiqomah
Nia sedang menatap komputer yang ada di depannya sekarang. Di dalam perpustakan kampus ia kuliah, ia yang sangat fokus dalam mengedit vidio untuk tugas kampanye lingkungan yang harus di unggah malam ini di media sosialnya. Nia adalah seorang kader pergerakan muda.
“ Nia, nia kita ini seorang kader pergerakan, bukan seorang influenser” sindir Naya yag ada di sampingnya sambil tertawa kecil dan bergeleng kepala. Tetapi Nia hanya tersenyum. Ia menyadari bahwa perjuangan pergerakansosial kini tidak hanya terjadi di jalanan, tetapi juga ada di dunia maya. Bagi Nia media sosial menjadi senjata u8ntuk menyampaikan aspirasinya kepada lebih banyaknya orang.
“Coba kamu lihat ini Naya” sambil menunjuk komputer yang ada di depannya, Naya yang merasa namanya di panggil sontak menoleh kearah Nia, “Vidio penebangan hutan ini sudah di lihat dan di komen lebih dari 70 rb orang. Kalau kita bisa menyebarkan untuk lebih banyaknya orang melalui media sosial kenapa tidak?”. Naya yang melihat apa yang sudah di beri tahu oleh nia pun ikut mengangguk – angguk kecil. Tetapi bagi ia pejuang sejati itu yang ada di lapangan di bawah teriknya marahari.
Keesokan harinya Nia mengikuti diskusi melalui media daring, Di layar terlihat wajah – wajah muda dari berbagai daerah di indonesia. Mereka mendiskusikan tentang pengelolaan sampah di daerahnya masing-masing, Nia juga menyampaikan pendapatnya mengenai materi tersebut. Di akhir diskusi ada pemateri menyampaikan bahwa mereka akan menggunakan ide dari Nia.
“ Boleh juga itu, kami setuju ndengan pendapat Nia. Tapi bagaimana kita bisa memastikan seluruh masyarakat melihat ini? Sinyal internet di Indonesia tidak semua lancar?”. Nia lalu menjawab “ Kalau masalah ini, Kita harus berkolaborasi. Teknologi adalah alat, tapi kita manusia bisa membuat perubahan. Kalau internet sulit kita bisa mecetak poster, untuk pelatihan langsung. Teknologi adalah jembatan, tetapi langkah nyata tetap di dunia nyata.”
Minggu setelahnya, Nia dan Naya turun ke jalan. Mereka memimpin aksi damai menuntut pemerintah daerah memperlihatkan pengelolaan limbah industri. Nia mengambil ponselnya lalu merekam suasana demostrasi itu, lalu mengunggahnya di media sosial miliknya.
“Lihat ini, nay” dari unggahan yang ada di ponsel Nia banyak komentar-komentar yang mendukung di vidio postingannya. “Orang-orang di luar daerah bisa ikut bersuara dalam demostrasi ini.” Naya pun menyadari bahwa semua pergerakan tidak harus terjun turun ke lapangan tetapi melalui media sosial orang-orang di luar daerah pun bisa mengetahui dan ikut bersuara.
Beberapa tahun kemudian Nia menjadi salah satu pemimpin muda yang ada di daerahnya. Ia membuktikan bahwa generas digital mampu memimpin perubahan dengan cara yang eksklusif dan inovatif. Dan ia selalu percaya, jika cahaya dari layar kecil itu akan terus membimbing mereka menuju masa depan yang lebih baik.