[ARTIKEL] Rahasia di Balik Keistimewaan Bulan Rajab

 

Rahasia di Balik Keistimewaan Bulan Rajab


T

au nggak sih? Banyak umat Islam yang memanfaatkan Rajab sebagai ladang amal saleh. Rajab juga dijadikan sebagai bulan persiapan sebelum Ramadhan tiba. Bulan Rajab menjadi bulan yang dinantikan Muslim, mendekati 1 Rajab 1445 dalam tahun 2024 ini, jika merujuk kalender Hijriyah yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (KEMENAG) Republik Indonesia, 1 Rajab 1445 H jatuh pada tanggal 13 Januari 2024. Biasanya untuk memulai berbagai amalan Rajab dilakukan pada tanggal 12 Januari 2024 petang dikarenakan kalender masehi memasuki tanggal baru mulai dari terbenamnya matahari.

            Bulan Rajab berasal dari bahasa Arab شهر رجب atau Rajab al-Murojib رجب المرجّب sebagai bulan ketujuh dari bulan Arab atau biasa disebut sebagai bulan Qomariah. Bulan Rajab itu terdiri dari tiga huruf, yakni: Ra, Jim, dan Ba’.

v  Ra’ pada kata Rajab berarti Rahmatullah. Artinya, bulan Rajab merupakan bulan yang dirahmati Allah SWT. Limpahan rahmat Allah SWT banyak diturunkan di bulan yang mulia ini. Karena itu, umat Islam terus melakukan kebaikan demi mengharap rahmat-Nya.

v  Jim pada kata Rajab berarti Judullah. Dalam bahasa Indonesia, Judullah berarti kemudahan dari Allah SWT. Dalam artian, di bulan Rajab Allah memberikan banyak kemudahan bagi mereka yang memuliakan bulan Rajab. Sebab, Rajab sendiri bulan yang paling mulia.

v  Ba’ berarti Birullah. Kata Birullah dalam kata Rajab berarti kebaikan Allah SWT. Maka, mereka yang memuliakan bulan Rajab, akan mendapatkan kebaikan-Nya.

            Bulan Rajab merupakan satu dari empat al asyhur al-hurum atau bulan-bulan haram, bulan-bulan yang suci dan mulia seperti bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab.  

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi” di antaranya ada empat bulan haram.” (Surat At-Taubah ayat 36).

            Pada bulam-bulan mulia seperti bulan rajab ini terdapat kisah-kisah hebat di dalamnya. Para sejarawan Muslim menyebutkan bahwa salah satu peristiwa besar yang terjadi yaitu awal mula nur nubuwwah (Cahaya kenabian) Rasulullah SAW diletakkan di rahim ibundanya, Siti Aminah. Hal tersebut bukanlah kebetulan semata, akan tetapi menunjukkan bahwa Rajab adalah salah satu bulan yang mulia. Terdapat kisah-kisah yang penting dalam bulan tersebut seperti:

  • v  Sayyidah Aminah binti Wahab mulai mengandung janin yang diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah mengandung selama Sembilan bulan. Pada bulan Rabi’ul Awwal Sayyidah Aminah melahirkan sosok mahluk Allah yang paling mulia, baginda Nabi agung Muhammad SAW. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.
  • v  27 Rajab, terjadi Isra’ dan Mi’raj, salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW Maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj adalah memuliakan Rasulullah, memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban dan tanda kekuasaan Allah dan menerima perintah shalat di tempat yang sangat mulia dan tidak pernah satu kali pun dilakukan maksiat di dalamnya.
  • v  Pada hari kesepuluh bulan Rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk.
  • v  9 H pada bulan Rajab raja al-Habasyah tutup usia dalam keadaan muslim.
  • v  Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun dan dimakamkan di Mesir.
  • v  Tahun 101 H bulan Rajab khalifah Umar bin Abdil Aziz meninggal pada usia 39 tahun.
  • v  27 Rajab 583 H Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antar umat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak terkalahkan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap muadzin di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy'ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan subuh.
  • v  Kedelapan, pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926, para ulama berkumpul di Surabaya menyepakati lahirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi sosial dan keagamaan yang salah satu tujuan utamanya adalah memperjuangkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dan sistem bermadzhab dalam beragama.

            Karena mulianya bulan Rajab Peperangan dihentikan tidak lain karena bulan ini memiliki nilai yang sangat agung. Semua pekerjaan dan tindakan yang bisa mengotori sakralitasnya ditinggalkan dan dijeda terlebih dahulu. Alasan di balik Penamaan Bulan Rajab Imam Al-Hafiz Abu Hasan bin Muhammad Hasan al-Khalal (wafat 439 H) dalam salah satu kitab khususnya yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab mengutip riwayat Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda:

 قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ لِمَ سُمِيَ رَجَبَ؟ قَالَ: لأنَّهُ يُتَرَجَّبُ فِيهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ لِشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Artinya: Dikatakan kepada Rasulullah, “Kenapa (bulan Rajab) dinamakan Rajab? Rasulullah menjawab: Karena sungguh banyak di dalamnya kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan" (Imam Abu Muhammad al-Khalal, Fadhailu Syahri Rajab, [Lebanon, Beirut, Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama: 1996 H/1416 H], halaman 47). Imam Zainuddin Muhammad Abdurrauf bin Tajul Arifin bin Ali bin Zainal Abidin, atau yang lebih populer (popular) dengan sebutan Imam al-Manawi al-Qahiri (wafat 1031 H) dalam kitabnya menjelaskan lebih luas perihal maksud hadits di atas. Menurutnya, maksud “yatarajjabu” pada hadits riwayat Anas tersebut adalah pada bulan Rajab Allah memperbanyak kebaikan dan melipat gandakan pahala di dalamnya.
            Selain itu, bulan Rajab menjadi bulan pembuka dan awal persiapan umat Islam untuk memasuki dua bulan suci selanjutnya yang juga sangat mulia, yaitu bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan. Oleh karenanya, menjadi sebuah keharusan bagi umat Islam untuk lebih semangat meningkatkan ketaatan dan kebaikan guna memasuki dua bulan tersebut:

                                              فَالْمَعْنَى أَنْ يُهَيَّئَ فِيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ عَظِيْمٌ لِلْمُتَعَبِّدِيْنَ فِي شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Artinya: Maka makna (hadits tersebut), adalah dengan disediakan di dalamnya suatu kebaikan yang banyak dan agung bagi ahli ibadah (untuk menghadapi) bulan Sya’ban dan Ramadhan (Imam al-Manawi, Faidhul Qadir Syarh Jami’us Shaghir, [Mesir, Maktabah at-Tijariah, cetakan pertama: 1356], juz IV, halaman 149). Oleh karena itu mari kita berlomba-lomba meningkatkan kualitas ibadah untuk menyongsong bulan yang mulia ini ya!

Penulis : Adzwa Izzaniyya (Anggota RTL Kajian dan Gerakan)

PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan Komisariat UIN Walisongo Semarang

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Psikologi dan Kesehatan merupakan sebuah kawah candradimuka yang membentuk dan melahirkan para kader militan, berintegritas, serta memiliki jiwa ksatria dengan tetap patuh terhadap nilai-nilai dasar pergerakan. Dibingkai dengan pendekatan eksakta, Rayon Psikes hadir sebagai rahim pergerakan yang menekankan pada rumpun ke-fakultatif-an dalam kerangka profesionalisme. Selain itu, juga berkomitmen mencetak kader progresif dan solutif yang siap berkontribusi dalam dunia akademik maupun sosial kemasyarakatan. Melalui bara semangat menyala yang terkandung pada trimoto “Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh”, PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan terus mendorong gerakan transformasi sosial berbasis keilmuan dan kesadaran kritis, khususnya dalam isu-isu kesehatan mental, kesehatan masyarakat, dan keadilan sosial. Rayon Psikes juga turut serta aktif dan responsif dalam berbagai kegiatan advokasi, kajian keilmuan, pengabdian masyarakat, dan pengembangan potensi kader secara holistik.

Post a Comment

Previous Post Next Post