BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA (Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra)

Sinopsis:

        Dikisahkan tentang Perjalanan Hanum dan Rangga berlanjut dari Wina ke Amerika, dengan tujuan sebenarnya adalah untuk tugas. Hanum ditugaskan oleh Gertrud Robinson, bosnya di harian Heute ist Wunderbar untuk menulis artikel dengan tema “Would the world be better without Islam?” (Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?). Sebuah topik yang sebenarnya sangat mengusik keyakinannya. Pada awalnya ia menolak tawaran Gertrud. Namun ia tidak bisa membiarkan artikel untuk topik tersebut digarap oleh Jacob, teman sesama wartawannya. Karena Jacob jelas akan menjawab ‘Ya’ dan mencari segala informasi dan data untuk ‘mengiyakan’ jawaban artikelnya. Akhirnya ia menerima tawaran Gertrud untuk menulis artikel tersebut. Karena dengan begitu, artikel tersebut memiliki kesempatan untuk menjawab ‘tidak’.

        Novel “Bulan Terbelah di Langit Amerika” mengingatkan pembaca pada peristiwa black Tuesday 9 September 2001. Dunia seakan mengidap Islamophobia. Islam menjadi pesakitan, julukan teroris kemudian melekat bagi setiap penganutnya. Penyakit itu menular dari satu negara ke negara lain. Dunia begitu sensitif dengan segala hal yang berbau Islam. Islam divonis sebagai pihak yang bertanggung jawab atas segala bentuk terorisme yang terjadi di muka bumi. Muncul pertanyaan, “Would the world be better without Islam? Apakah dunia akan lebih baik tanpa Islam?”.

        Novel ini inspiratif, namun buku ini juga menyuguhkan sejarah mengenai hubungan Islam dan Amerika. Bercerita tentang suku Melungeon, Thomas Jefferson dan Al-Qur’an, dan potongan surat An-Nisa yang tertulis di salah satu pintu gerbang fakultas Hukum Harvard USA. Selain itu, novel ini juga mengungkapkan fakta bahwa Christophorus Colombus sebenarnya bukan penemu benua Amerika.

PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan Komisariat UIN Walisongo Semarang

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Psikologi dan Kesehatan merupakan sebuah kawah candradimuka yang membentuk dan melahirkan para kader militan, berintegritas, serta memiliki jiwa ksatria dengan tetap patuh terhadap nilai-nilai dasar pergerakan. Dibingkai dengan pendekatan eksakta, Rayon Psikes hadir sebagai rahim pergerakan yang menekankan pada rumpun ke-fakultatif-an dalam kerangka profesionalisme. Selain itu, juga berkomitmen mencetak kader progresif dan solutif yang siap berkontribusi dalam dunia akademik maupun sosial kemasyarakatan. Melalui bara semangat menyala yang terkandung pada trimoto “Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh”, PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan terus mendorong gerakan transformasi sosial berbasis keilmuan dan kesadaran kritis, khususnya dalam isu-isu kesehatan mental, kesehatan masyarakat, dan keadilan sosial. Rayon Psikes juga turut serta aktif dan responsif dalam berbagai kegiatan advokasi, kajian keilmuan, pengabdian masyarakat, dan pengembangan potensi kader secara holistik.

Post a Comment

Previous Post Next Post